Tuesday 23 November 2010

Day #3 : Cintailah Produk Dalam Negeri

Beberapa hari yang lalu saya berbincang-bincang dengan kedua orang tua saya saat makan malam. Saat itu kami membicarakan mengenai jurusan/program studi saya yang berusaha untuk mendapatkan akreditasi dari Amerika Serikat.

Jika program studi saya berhasil, maka program studi ini akan menjadi jurusan/program studi pertama di Asia Tenggara yang memiliki akreditasi dari Amerika Serikat. Ayah saya bilang, sebenarnya ada 3 jurusan yang dibiayai oleh kampus untuk mengajukan akreditasi.

Jurusan itu tidak termasuk jurusan saya. Jurusan saya maju dengan kemauan sendiri. Dari 3 jurusan yang siap dibiayai oleh kampus, hanya 1 jurusan yang maju. Sisanya menyatakan belum siap. Tetapi ternyata saat ini, jurusan yang maju untuk akreditasi tersebut sudah menyatakan mundur. Jadi sekarang tinggal jurusan saya saja yang masih terus berjuang untuk mendapatkan akreditasi tersebut.

Saya berpikir, jika memang akreditasi dari Amerika Serikat ini begitu bergengsi kenapa jurusan saya menjadi yang pertama di Asia Tenggara? Padahal banyak Universitas lain dengan jurusan engineering dari Singapura dan Malaysia yang sudah lebih canggih.

Ayah saya bilang, temannya seorang profesor di Malaysia pernah mengatakan bahwa prioritas utama mereka dalam akreditasi adalah akreditasi dari negaranya sendiri. Karena menurut beliau semua yang dari dalam negeri sendiri itu yang paling bagus, karena itu mereka fokus disana.

Kemudian, untuk mendapatkan pengakuan internasional barulah mereka mengajukan supaya mendapatkan akreditasi internasional. Dan karena Malaysia hubungannya erat dengan Inggris, maka akreditasi internasional yang mereka ajukan ke Inggris bukan Amerika. Kemudian setelah terakreditasi oleh badan akreditasi dari Inggris, barulah mereka akan mengajukan untuk akreditasi dari Amerika Serikat.

Tetapi intinya, mereka lebih fokus untuk yang dalam negeri dahulu. Bagi mereka, akreditasi internasional hanya untuk pengakuan dunia internasional semata. Mereka lebih membanggakan jika sudah terakreditasi dengan predikat sangat baik dari badan akreditasi dalam negeri mereka.

Setelah percakapan dengan kedua orang tua saya tersebut, kemudian saya berpikir pantas saja Malaysia itu maju. Sebagus-bagusnya produk dari luar, mereka tetap punya mindset bahwa produk dalam negeri merekalah yang paling baik.

Saya tidak mengatakan bahwa jurusan saya terlalu lebay dalam menghadapi ini. Justru ini bagus, karena semua elemen di jurusan saya mulai dari dosen,mahasiswa,hingga karyawan semuanya bekerja sama.

Saya juga bukan ingin menyanjung Malaysia, negara tetangga kita yang sering membuat onar di perbatasan dan juga hobi mengklaim produk budaya lokal kita. Ini memang terdengar klise, tetapi salah satu upaya untuk memajukan Indonesia adalah dengan mulai mencintai produk-produk dalam negeri sendiri.

Karena itu cintailah produk-produk Indonesia (bergaya bahasa seperti engkong-engkong di iklan TV M*spi*n)

No comments: