Tuesday 30 November 2010

Day #9 : Teman dan Tesis

Saat ini saya sedang mengalami kesulitan dengan tesis magister saya.
Pemodelan dengan bantuan software yang saya lakukan, hasilnya tak kunjung memuaskan.
Jika saya set untuk kalkulasi otomatis, hasil dari model saya tidak kunjung konvergen seandainya pun konvergen, akan ada error message yang menyatakan model saya melampaui persyaratan yang ada.

Awalnya saya iseng tanya-tanya ke teman seangkatan s2 saya yang sekarang ini sudah jarang kuliah karena kerja di Jakarta. Lalu dia bilang, ada teman seangkatan saya waktu s1 yang pekerjaannya memang berkutat di bidang yang sama dengan tema tesis saya.

Akhirnya saya pun mengontak dia dan kami banyak berdiskusi. Saya juga merasa sangat bersyukur sekali karena teman saya itu rela meluangkan waktunya untuk berdiskusi mengenai tesis saya disela-sela kesibukannya, apalagi saya tahu bahwa kantornya baru saja mendapatkan proyek besar dimana dia terlibat didalamnya.

Dari diskusi-diskusi tersebut, saya mendapatkan sedikit gambaran tentang apa yang harus saya lakukan. Memang semua itu harus dimulai lagi dari awal. Kembali ke fase desain, padahal sebelumnya desain saya sudah di acc oleh promotor (dosen pembimbing) saya. Tapi bagi saya semua itu bukan masalah, karena yang penting tesis magister saya bisa saya rampungkan dengan hasil yang memuaskan.

Monday 29 November 2010

Day #8 : Terapi Akupunktur

Beberapa minggu yang lalu saya mengikuti terapi akupunktur bersama ibu saya di jl. Supratman. Tujuannya untuk menekan nafsu makan dan ngemil saya. Pertama kali datang ke tempat akupuntur tersebut, saya dan ibu harus menunggu lama untuk terapi. Kami menunggu hampir 1 jam, jadi total sampai selesai terapi sekitar 2 jam! Karena terapinya sendiri membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

Berbekal pengalaman di hari pertama akupunktur, untuk hari kedua kami memutuskan datang pagi untuk ikut terapi sesi 1. Kami datang jam 9 pagi, memang kami langsung dipanggil untuk masuk ke ruang akupunktur tetapi terapisnya belum datang. Kami menunggu hampir 2 jam, baru terapisnya datang. Total waktu yang kami habiskan untuk terapi hari kedua adalah kurang lebih 3 jam!

Hari ketiga terapi, kami datang jam 10:30 pagi karena menurut petugas front office sesi kedua biasanya sepi dan jarang mengantri. Untuk terapi hari ketiga pun kami bisa dapat cepat, dan total waktu yang dibutuhkan hanya kurang lebih 1 jam.

Hari keempat terapi, saya datang sendiri karena ibu sudah terapi duluan beberapa hari sebelumnya. Karena saya malas untuk menunggu, saya telepon tempat terapinya untuk memesan tempat. Mereka bilang langsung datang saja karena lagi kosong. Total waktu yang saya habiskan untuk terapi tersebut sekitar satu setengah jam.

Hari kelima terapi, saya datang bersama ibu saya. Kali ini kami menunggu cukup lama. Total waktu yang kami habiskan sekitar 2 jam! Karena entah kenapa dijam yang sama dengan hari-hari sebelumnya kali ini pasiennya sangat banyak.

Terapi keenam belum saya lakukan karena memang tidak ada waktu untuk itu. Hasil terapi untuk saya tidak terlalu memberikan efek, karena saya masih sering merasa lapar diluar jam makan. Untuk menghindari ngemil dan makan kebanyakan, saya tidak pernah berlama-lama di meja makan dan tidak pernah membeli cemilan sehingga tidak ada makanan ringan di rumah.

Ibu saya juga sama, setelah terapi bukannya nafsu makan menurun justru malah meningkat. Biasanya ibu saya lebih baik dalam hal mengontrol porsi makanannya, tetapi setelah terapi justru porsi makan ibu lebih banyak dari saya. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak melanjutkan terapi ini karena sebenarnya tidak ada perubahan yang signifikan.

Sebelum terapi, berat saya 115kg. Sekarang berat saya 109kg. Turun 6 kg. Tetapi saya dapat katakan ini bukanlah hasil dari terapi yang saya lakukan. Turun 6 kg itu adalah usaha yang saya lakukan sendiri dengan menahan nafsu makan saya dan mengurangi porsi makan saya.

Mengurangi porsi makan adalah hal yang sangat berat untuk saya, apalagi jika yang ada di hadapan saya adalah menu kesukaan saya. Selanjutnya tiap sore saya selalu melatih fisik saya dengan sit-up, push-up, dan angkat beban. Untuk latihan fisik ini saya lakukan yang ringan saja, yang penting bisa berkeringat dan badan jadi segar tanpa perlu keluar uang dan menghabiskan waktu ke gym.

Sunday 28 November 2010

Day #7 : Haters

*postingan ini murni opini saya, tidak ada teori yang mendasari*

Dalam industri musik, para musisi banyak yang memiliki fans dan tidak sedikit juga yang tidak suka. Wajar, karena tiap orang punya selera masing - masing. Dari jaman saya dulu masih duduk di bangku SMA, sudah sering saya lihat orang yang tidak suka jenis-jenis musik tertentu. Entah saya yang kurang bergaul atau gimana, yang saya lihat orang-orang tertentu hanya tidak menyukai/membenci aliran musik tertentu saja.

Dulu juga saya "terbawa arus" oleh teman - teman saya yang mengaku anak underground. Namanya anak remaja yang masih dalam pencarian jati diri (baca: LABIL), saya pun ikut-ikutan dengan mereka. Mencari tahu banyak referensi musik underground dalam dan luar negeri supaya tidak dibilang POSER dan dijauhi oleh teman-teman saya itu. Saya pun ikut-ikutan membenci segala sesuatu yang berbau mainstream karena kata teman saya underground itu anti kemapanan, anti mainstream, dll.

Dulu semuanya jelas, aliran cadas,metal,underground,dll benci yang berbau mainstream seperti pop,dll. Fans metal yang akut masa iya ngefans juga sama backstreet boys,nsync,dll. Sekarang ini yang namanya hater itu sudah menjurus kepada satu musisi tertentu.

Contohnya, beberapa waktu lalu aliran emo sempat booming. Seperti halnya ska pada jaman saya SMA. Bedanya, dulu sesama aliran ska tidak saling berantem (yang saya tahu). Saya belum mendengar sesama fans ska berantem satu sama lain dan mengejek-ejek band kesayangannya masing-masing. Tetapi beda kasus dengan emo.

Di Indonesia, Pee Wee Gaskins (PWG) sepengetahuan saya adalah band yang sudah cukup lama berkiprah di aliran emo. Mereka juga punya fans setia yang disebut partydorks. Sekarang ini saya dengar ada kelompok yang menamakan dirinya Anti-PWG (APWG). Padahal orang - orang APWG ini juga penikmat aliran emo. Bahkan sempat diberitakan di acara ulang tahun suatu program televisi, saat PWG tampil terjadi tawuran antara fans PWG dan sekelompok orang (disinyalir APWG).

Kemudian ada lagi yang lebih menggelikan, sesama fans aliran pop berantem di internet. Mereka bahkan ikut menyerang fans dari musisi tertentu. Jadi selain artisnya yang mereka serang, fans nya pun ikut kena getahnya. Kalau kasus sebelumnya (PWG) sampai terjadi kekerasan, ya saya bisa bilang itu wajar karena akar dari emo sendiri adalah punk yang orang awam bilang identik dengan kekerasan.

Lucu, benar-benar lucu ketika segelintir orang yang beraliran pop menyebarkan propaganda anti terhadap satu musisi pop tertentu dan fansnya. Saya bingung, jika mereka mengejek musiknya lantas mereka juga mengejek musik artis idola mereka sendiri kan? backfire!

Saya jadi berandai-andai, misalnya para fans backstreet boys, saling ejek dengan para fans NSync. Apa yang mereka katakan?

fans BB : Hey NSync tuh ga bisa nyanyi, cuma Justin doang sisanya jual tampang!
fans NSync : Ngaca woi, lo pikir backstreet boys bisa nyanyi semua?
fans BB : Oh iya ya, bener juga
fans NSync : Backstreet boys tuh yang nyanyi cuma 1 orang sisanya cuma penari latar!
fans BB : Emangnya NSync engga? mana gay semua lagi!
fans NSync : Iya ya bener juga, tapi backstreet boy juga gay semua!
fans BB : Hmm iya juga sih, damai aja ya
fans NSync : Iya ayo kita damai
*Kemudian kedua fans yang sama-sama laki-laki ini pun berdamai dengan cara saling meremas pantat, and the rest is history* ewwwww gross!

Friday 26 November 2010

Day #6 : The Blitz Curse

*[spoiler alert] peringatan, jika anda mengikuti serial How I Met Your Mother dan belum nonton season 6 episode 10 sebaiknya anda tidak usah baca posting saya*

The Blitz adalah orang yang sial dalam artian, ketika dia tidak ikut berkumpul bersama teman-temannya kemudian si teman-temannya itu secara tidak sengaja menemukan hal-hal yang istimewa, sehingga The Blitz pun menyesal karena saat itu dia tidak bersama teman-temannya.

Well, saya jadi mengingat-ingat kejadian saat saya kelas 3 SMA. Saat itu kelas 3 mengadakan karya wisata ke Bali selama beberapa hari (lupa total berapa hari). Yang jelas di malam terakhir kami di Bali, saya memutuskan untuk tidur cepat karena esoknya kami akan berangkat pagi dan saya punya masalah dengan yang namanya bangun pagi ketika begadang.

Ternyata di malam terakhir itu, teman-teman saya awalnya hanya nongkrong-nongkrong di pinggir kolam renang dan entah karena ide gila siapa malam itu akhirnya teman-teman pada cebur-ceburan ke kolam, yup ada pool party tak disengaja. Teman saya baru cerita ke saya ketika sudah di Bandung (mungkin jaga perasaan kali ya), dan kalau disesuaikan dengan respon The Blitz di HIMYM, dalam hati saya pun berkata "Awwww, Man!!"

Yup, masa SMA saya ditutup dengan saya menjadi The Blitz.
*sekedar nostalgila karena abis nonton HIMYM season 6 episode 10 The Blitzkrieg*
Awww, Man!

The Blitz (the fat guy/Jorge Garcia)
sumber : http://static.tvfanatic.com

Thursday 25 November 2010

Day #5 : Iseng Yang Kreatif

video SNSD, tapi liriknya keren!
kenapa saya post disini, karena baca liriknya kocak...menurut saya.

ini deskripsi dari si uploader nya, baca aja dulu...daripada ntar saya dimarah2in sama fans'nya SNSD hehehe.

This is Gee by SNSD (Girls' Generation) with subtitles stating what I think it sounds like in English...NOT a real translation! They are misheard words of the original Korean lyrics.

I hope you can read quickly.

Wednesday 24 November 2010

Day #4 : Yang Baru Diketahui

Banyak hal baru yang saya temui di...komputer adik saya =))
Karena sudah diizinkan untuk memakai komputernya, maka saya pun memakai
komputer adik saya untuk keperluan :
1. Nonton tv disaat tesis
2. Denger radio disaat channel tv ga ada yang rame saat tesis
3. Maen plant vs zombie disaat sedang running software untuk tesis
4. Nonton HIMYM season 6 dan download episode terbarunya disaat suntuk tesis
5. Iseng aja pengen ngoprek

nah dari yang poin 5 ini, yang saya temui di komputer adik saya adalah, banyaknya spreadsheet buatan dia tentang perhitungan atau estimasi dia dalam beberapa games online di facebook seperti Mafia Wars dan Car Town.

Kebetulan car town saya sendiri beberapa bulan yang lalu sempat main, dan sempat juga membuat spreadsheet tentang estimasi profit di game tersebut. Namun saya kaget melihat spreadsheet buatan adik saya. Jika dilihat dari layout,fungsi,dll di spreadsheet dia. Semuanya lebih komprehensif dan mendetail (pantas saja level cartown dia tidak pernah terkejar oleh saya).

Saya memang tahu bahwa adik saya itu otaknya encer, dan ketika melihat spreadsheet dia dan juga tata pengaturan folder di komputernya. Dia orangnya cukup teroganisir dan sepertinya sangat fokus. Berbeda dengan saya kakaknya yang serba berantakan dan susah sekali untuk fokus. No wonder, adik saya sekarang berprofesi di Research and Development'nya SAMSUNG.

sumber : Cartoonstock

Hal menarik lain yang saya temukan adalah beberapa video SNSD. Karena penasaran apa sih SNSD, dan perasaan dulu sempet heboh di forum multimedia kampus, jadi saya bukalah video2 tersebut. Ternyata ini adalah video girl band asal Korea Selatan.

Saya sebenernya tidak suka dengan musik yang liriknya tidak saya mengerti kecuali Rammstein.

Hanya saja video SNSD ini cukup menarik karena isinya 9 Gadis Oriental pake hotpants terus joget-joget, dengan wajah tiap personelnya yang semuanya mirip (from my POV, They're all look the same), dan THANK GOD semuanya enak dilihat, tidak ada yang kalo dilihat-lihat eneg :D

sumber : http://www.kpoplive.com/wp-content/uploads/2010/08/snsd-14.jpg

Tuesday 23 November 2010

Day #3 : Cintailah Produk Dalam Negeri

Beberapa hari yang lalu saya berbincang-bincang dengan kedua orang tua saya saat makan malam. Saat itu kami membicarakan mengenai jurusan/program studi saya yang berusaha untuk mendapatkan akreditasi dari Amerika Serikat.

Jika program studi saya berhasil, maka program studi ini akan menjadi jurusan/program studi pertama di Asia Tenggara yang memiliki akreditasi dari Amerika Serikat. Ayah saya bilang, sebenarnya ada 3 jurusan yang dibiayai oleh kampus untuk mengajukan akreditasi.

Jurusan itu tidak termasuk jurusan saya. Jurusan saya maju dengan kemauan sendiri. Dari 3 jurusan yang siap dibiayai oleh kampus, hanya 1 jurusan yang maju. Sisanya menyatakan belum siap. Tetapi ternyata saat ini, jurusan yang maju untuk akreditasi tersebut sudah menyatakan mundur. Jadi sekarang tinggal jurusan saya saja yang masih terus berjuang untuk mendapatkan akreditasi tersebut.

Saya berpikir, jika memang akreditasi dari Amerika Serikat ini begitu bergengsi kenapa jurusan saya menjadi yang pertama di Asia Tenggara? Padahal banyak Universitas lain dengan jurusan engineering dari Singapura dan Malaysia yang sudah lebih canggih.

Ayah saya bilang, temannya seorang profesor di Malaysia pernah mengatakan bahwa prioritas utama mereka dalam akreditasi adalah akreditasi dari negaranya sendiri. Karena menurut beliau semua yang dari dalam negeri sendiri itu yang paling bagus, karena itu mereka fokus disana.

Kemudian, untuk mendapatkan pengakuan internasional barulah mereka mengajukan supaya mendapatkan akreditasi internasional. Dan karena Malaysia hubungannya erat dengan Inggris, maka akreditasi internasional yang mereka ajukan ke Inggris bukan Amerika. Kemudian setelah terakreditasi oleh badan akreditasi dari Inggris, barulah mereka akan mengajukan untuk akreditasi dari Amerika Serikat.

Tetapi intinya, mereka lebih fokus untuk yang dalam negeri dahulu. Bagi mereka, akreditasi internasional hanya untuk pengakuan dunia internasional semata. Mereka lebih membanggakan jika sudah terakreditasi dengan predikat sangat baik dari badan akreditasi dalam negeri mereka.

Setelah percakapan dengan kedua orang tua saya tersebut, kemudian saya berpikir pantas saja Malaysia itu maju. Sebagus-bagusnya produk dari luar, mereka tetap punya mindset bahwa produk dalam negeri merekalah yang paling baik.

Saya tidak mengatakan bahwa jurusan saya terlalu lebay dalam menghadapi ini. Justru ini bagus, karena semua elemen di jurusan saya mulai dari dosen,mahasiswa,hingga karyawan semuanya bekerja sama.

Saya juga bukan ingin menyanjung Malaysia, negara tetangga kita yang sering membuat onar di perbatasan dan juga hobi mengklaim produk budaya lokal kita. Ini memang terdengar klise, tetapi salah satu upaya untuk memajukan Indonesia adalah dengan mulai mencintai produk-produk dalam negeri sendiri.

Karena itu cintailah produk-produk Indonesia (bergaya bahasa seperti engkong-engkong di iklan TV M*spi*n)

Monday 22 November 2010

Day #2 : Baru Hari Kedua Nih

Baru hari kedua dari program 30 Hari Menulis.
Sudah hampir setengah jam saya didepan notebook.
Tulis judul
Ketak ketik ketak ketik...block...delete
ketak ketik ketak ketik...block...delete
Hapus judul...tulis lagi
ketak ketik ketak ketik...sudah 2 paragraf
block all...delete.
ketak ketik ketak ketik...paragraf 3 setengah jalan
block all...delete.

Saya bingung dengan apa yang mau saya tulis.
Ketika ada ide, saya tulis...saya baca kembali.
kemudian saya berpikir, tulisan ini tidak jelas
kemana arahnya.

Bingung. Baru hari kedua kawan.
Semoga besok dapat ide.

Ps : posting Day #1 saya tulis dan post hari minggu dini hari, tetapi tanggal yang tertera di blog hari sabtu. Hmm apa saya yang salah jam ya? masa belum apa2 sudah keskip satu hari sih? o_O"

Saturday 20 November 2010

Day #1 : Sombong

Baru di semester ini saya menghadapi seorang dosen tamu yang sombongnya amit-amit jabang bayi.

sumber: http://www.nicholsoncartoons.com.au/cartoon_5319.html

Dia mengklaim bahwa dirinya adalah satu-satunya ahli teknologi d**pw*t*r (sensor biar ga terlalu frontal) di Indonesia.

Direncanakan ada 5 sesi kuliah dengan si dosen tamu ini. Kuliah pertama introduction (wajar), kuliah kedua (sesi 2 & 3) di Jakarta dia malah ngasih materi yang sudah dipelajari semester sebelumnya. Seolah-olah dia tidak mempercayai kredibilitas dosen-dosen di kampus saya dalam mengajar materi-materi itu.

Manfaat yang didapat dari bela-belain kuliah ke Jakarta waktu itu, jadi tau lokasi Pacific Place karena waktu itu kesasar.

Kuliah ketiga (sesi 4), barulah masuk ke materi tentang d**pw*t*r nya. Coba kalau dari sesi 2 sudah dimulai, pasti banyak yang bisa didapat walaupun harus bela-belain dengerin blah-blohnya dia yg suka OOT.

Yang bikin sebel lagi adalah, pada kuliah ketiga. Kami sebagai peserta kuliah berinisiatif untuk menjamu si dosen tamu ini, kami menyediakan makan siang dengan dana patungan dari seluruh peserta kuliah.

Apa respon dari beliau? "Kamu ngapain pake nyiapin makan siang segala? Kalau kalian ke Jakarta, iya kalian saya jamu makan siang. Kalian ga usah ikut-ikutan!"

Respon yang menurut saya cukup mengejutkan, arogan dan sangat tidak sopan. Bahkan dalam konteks percakapan antara orang yang lebih tua dengan kami yang lebih muda, perkataan seperti itu tentu tidak enak untuk didengar.

Teman - teman yang duduk bersebelahan sama saya pun terdengar menggumam "sombongnya minta ampun."

Dalam benak saya, dan tentu saja saya tweet juga :D yang intinya. A simple thanks would be nice!

Baru kali ini saya bertemu orang seperti ini.
Setelah saya pikir-pikir, mending diambil sisi positifnya saja.
Kedepannya bukan tidak mungkin saya akan berhadapan dengan orang-orang berkarakter seperti ini.

Semoga kalau nanti saya sudah berilmu tinggi (emangnya film silat, ilmu tinggi) tidak bersikap seperti si dosen tamu ini.
Seandainya sikap saya mulai sombong dan tidak mengenakan, saya mohon keikhlasan teman-teman membantu saya untuk mengingatkan saya.

Friday 19 November 2010

30 Hari Menulis

Terinspirasi dari blog milik Maradilla Syachridar, Brainmelosa tentang 30 Hari Menulis. Saya akhirnya berinisiatif juga untuk melakukan hal yang sama. Tujuannya? Saya ingin mengetahui seberapa konsisten diri saya dalam hal menulis, menuangkan ide dalam tulisan, sekedar berbasa-basi dalam tulisan, dll. Saya ingin memacu diri saya untuk meluangkan sedikit waktu untuk menulis ditengah kesibukan saya menyusun master tesis saya.

Saya memulai program 30 Hari Menulis ini boleh dibilang terlambat dibanding para pencetusnya, Theoresia Rhumte dan Maradilla Syachridar. Tapi bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali?
Boleh dibilang ini adalah ujian bagi saya untuk menunjukkan seberapa konsisten saya dalam menulis.

Yes, let's rock n roll!

Thursday 18 November 2010

Berbenah

Pada posting pertama saya di blog ini, ditulis dengan jelas bahwa saya nutup blog lama dan buka blog baru karena blog lama berantakan.
Ternyata blog baru ini juga ga ada bedanya, label blog berantakan. Terlalu banyak label, karena tiap posting selalu dikasih label semau saya.
Alhamdulillah, postingan di blog ini baru sedikit. Kebanyakan isinya draft semua.
Maka dari itu masih relatif mudah dan cepat untuk merapihkan label2 yang ada.

Sekarang tinggal gimana caranya rajin untuk nulis ;p

Monday 15 November 2010

Bermain Tuhan?

Lagu ini memang bukan lagu baru Seringai.
Menurut saya lagu ini memang menggambarkan situasi di negara kita.
Seperti praktek kekerasan di jalanan dengan berlindung dibalik agama,
menghalangi jamaah agama lain untuk beribadah (juga dengan kekerasan).

Apakah semua sudah lupa dengan semboyan negara kita "Bhinneka Tunggal Ika" ?
Apakah "Toleransi dan kerukunan umat beragama" hanyalah sebuah kalimat yang sering dijumpai di pelajaran pendidikan moral di sekolah-sekolah?
Apakah keanekaragaman budaya dan kepercayaan di Indonesia yang dulu dibanggakan, dianggap produk orde baru sehingga harus dibuang?

Seringai - Bermain Tuhan
Album : Serigala Militia



Lirik :

Individu, individu merdeka.

Selamat datang di era kemunduran,
pikiran tertutup jadi andalan.
Praduga tumbuh tenteram,
menghakimi sepihak, sebar ketakutan.

Membakukan persepsi, bukan jadi jawaban
atau gagasan bijak.
Selangkah maju ke depan,
empat langkah ke belakang,
kita takkan beranjak.

Mereka, bermain Tuhan.
Merasa benar, menjajah nalar.
Dan kalau kita membiarkan saja, anak kita berikutnya.

Individu, individu merdeka.

Selamat tinggal, era kemajuan,
lupakan harapan dan kehidupan.
Menjauh dari akar masalah,
mendekatkan kepada kebodohan yang dipertahankan.

Privasi. Seni.
Siapa engkau yang menghakimi?
Masih banyak masalah, dan lebih krusial,
tidak bicara asal.

Mereka bermain Tuhan.
Merasa benar, menjajah nalar.
Dan kalau kita membiarkan saja, anak kita berikutnya.

"Sudahkah merdeka? Sudahkah dirimu merdeka?"

Individu, individu merdeka."