Monday 13 December 2010

Day #14 : Nekat

Tadi saya baru selesai ujian akhir semester yang sepertinya akan menjadi UAS terakhir saya di ITB sebagai mahasiswa pasca sarjana :p
Satu tantangan lagi yang harus dihadapi untuk mendapat gelar MT. aheeyyy. Semoga selama thesis, tidak dihinggapi kemalasan.

Karena ujian hari ini kebetulan adalah mata kuliah yang sempat diisi oleh dosen tamu yang sombong, dan sotoy. Selesai ujian tadi kami sempat bercanda-canda sedikit dan meniru gaya bicara si dosen tamu ini.

Kemudian teman saya bilang bahwa si dosen tamu ini juga suka menjelek-jelekan bangsa sendiri, dan mengagung-agungkan Amerika. Si dosen tamu ini pernah bilang bahwa anak muda Amerika pada berani - berani semua alias nekat, pada berani main skateboard dll. Lalu si dosen ini bilang, di Indonesia anak mudanya mana ada yang begitu.

Ternyata si dosen ini selain arogan, sotoy, dia juga sangat kurang pergaulan dan berwawasan sempit. Kenapa? Komunitas - komunitas skateboard, in-line skate, parkour dan extreme game lainnya sudah banyak tubuh di kota - kota di Indonesia. Apalagi masalah berani apalagi nekat. Indonesia boleh jadi salah satu bangsa dengan masyarakat ternekat di dunia, menurut saya.

Kenapa? Coba amati KRL - KRL di Jakarta pada pagi dan sore hari. Banyak yang berdesak-desakkan di sambungan gerbong, bergelantungan di pintu dan jendela, bahkan di atap gerbong kereta. Nekat? Menurut saya itu nekat. Kenapa mereka berbuat senekat itu? karena mereka setiap pagi beraktivitas di Jakarta baik itu menimba ilmu maupun mencari nafkah, mereka sudah harus tiba di pagi hari karena itu ada jam - jam tertentu di mana penumpang KRL padat sekali. Begitu juga pada sore-malam hari, daripada ketinggalan kereta dan harus menggunakan angkutan umum seperti angkot,kopaja,bus kota yang mungkin jauh lebih mahal, lebih baik mereka berdesak-desakan. Nekat untuk suatu alasan, bagian dari perjuangan hidup mereka.

Setiap 5 tahun sekali ada yang namanya pemilihan umum alias pesta demokrasi alias ajang pembodohan rakyat. Pemilu identik dengan kampanye, kampanye identik dengan convoy, iring-iringan, arak-arakan massal. Dalam arak-arakan pasti ada yang namanya kendaraan umum seperti angkot, kopaja, dll dicarter untuk arak-arakan. Angkutan-angkutan itu pasti penuh dengan para "simpatisan" baik di dalam kendaraan maupun diatap kendaraan! Bahkan terkadang ada orang tua nekat yang mengajak anaknya untuk ikut diatap. Nekat untuk upah ikut kampanye yang mungkin (maaf) tidak seberapa untuk orang-orang yang berkecukupan.

Di Indonesia sepakbola merupakan olahraga favorit. Setiap ada pertandingan sepakbola, baik itu divisi amatir sampai profesional pasti ada yang namanya supporter alias pendukung. Salah satu pendukung yang terkenal nekat adalah arek-arek Suroboyo yang dikenal dengan nama bonek alias bondo nekat atau kalau tidak salah artinya adalah modal nekat. Nekat dalam arti tidak peduli punya atau tidak punya uang, makan atau tidak makan yang penting mereka akan selalu mengikuti tim kesayangan mereka Persebaya Surabaya dimanapun Persebaya bertanding.

Oh iya satu lagi nekat yang benar - benar nekat, sewaktu gunung Merapi sedang aktif banyak warga yang sudah dilarang untuk tidak kembali ke desanya karena masih dalam status bahaya, tetapi mereka tetap kembali lagi ke desanya. Nekat? ya. Alasannya? Untuk melihat kondisi dan memberi makan ternak - ternak mereka. Mereka nekat karena ada alasannya. Ternak - ternak itu mata pencaharian mereka, seandainya pemerintah memperhatikan rakyatnya tidak sibuk dengan pencitraan yang semakin hari semakin idiot mungkin mereka pun tidak akan bertindak nekat seperti itu.

Ada lagi yang nekat demi menjalankan tugasnya menegakkan hukum, dan menjaga keamanan warga. Dulu di Bandung pernah ada perampokan bersenjata di toko perhiasan yang disinyalir dilakukan oleh teroris. Saat itu para teroris menggunakan senjata semi otomatis. Petugas kepolisian yang pertama datang ke lokasi perampokan, dari beberapa anggota polisi hanya satu orang yang membawa senjata api itupun hanya pistol revolver laras pendek. Alhasil, para perampok menang dalam baku tembak dan beberapa petugas polisi terluka. Mungkin beberapa orang melihat itu adalah nekat yang bodoh, konyol. Tetapi mereka tetap menjalankan tugas kan? Berusaha menghentikan sebuah tindakan kriminal walaupun memiliki keterbatasan senjata. Usaha mereka pun patut dihargai dong.

Jadi apa iya kita kalah nekat sama orang dari negara lain? Apa iya nekatnya mereka ada artinya jika dibandingkan dengan kenekatan saudara-saudar kita bangsa Indonesia yang sudah saya sebutkan diatas?

No comments: